Senin, 05 April 2010

BERITA GEODESI

Geodesi menciptakan Sistem Informasi Geografis (GIS) solusi untuk lokal, negara, dan badan-badan pemerintah federal dan industri lingkungan binaan.
Encompass GIS Highlighted in "Surface Matters" Newsletter GIS meliputi Disorot di "Permukaan Matters" Newsletter Walter Dommann of Cochise County has written an informative article about the County's innovative use of Encompass as their GIS for the Arizona Geographic Information Council (AGIC) newsletter . Walter emphasized the County's successful multi-departmental involvement, the innovative linkages between scanned documents and the GIS, and the County's use of a custom low-distortion projection (LDP) for their topographically diverse locale. Walter Dommann dari Cochise County telah menulis sebuah artikel informatif tentang yang inovatif menggunakan County dari mencakup sebagai GIS mereka untuk Arizona Geographic Information Council (AGIC) buletin . Walter menekankan sukses multi County-departemen keterlibatan, hubungan yang inovatif antara dokumen yang dipindai dan GIS , dan County menggunakan sebuah proyeksi rendah distorsi kustom (LDP) untuk topografi beragam lokal mereka. Permukaan Matters Newsletter
Prescott Uses Gist to Evaluate Fire Risk Prescott Menggunakan Intisari Mengevaluasi Risiko Kebakaran The City of Prescott (AZ) now uses Gist on a mobile PC in the field to gather structure assessment data used to evaluate fire risk. Data collected in the field at the time of the assessment, including digital photos, are linked to the structure features in the GIS. The photos and other site data are uploaded to Prescott's GIS server and synced with existing data when the mobile PC is reconnected to the city's network. The City of Prescott (AZ) sekarang menggunakan Intisari pada PC mobile di lapangan untuk mengumpulkan data struktur penilaian digunakan untuk mengevaluasi resiko kebakaran. Data yang dikumpulkan di lapangan pada saat penilaian, termasuk foto digital, terkait dengan struktur fitur dalam GIS. Foto-foto dan data situs lain upload ke server GIS Prescott dan disinkronisasikan dengan data yang ada saat mobile PC adalah menghubungkan kembali ke kota jaringan. Intisari di Prescott
CIP Ready for Use on US Air Force and NASA Facilities CIP Siap Gunakan Angkatan Udara Amerika Serikat dan Fasilitas NASA Geodesy has completed development of CIP, short for Capital Improvement Program. CIP is an Access application written to assist AECOM in creating and comparing 30-year planning scenarios for US Air Force bases and NASA campuses. Geodesy's Access work on this project was supported significantly by associates at Aptiv and Habidat . CIP is non-graphic (unlike the majority of Geodesy's applications) but is designed to be presented through the BRT globe-viewer gateway which is under development by Geodesy. Geodesi telah menyelesaikan pembangunan CIP, pendek Modal Improvement Program. CIP adalah akses aplikasi yang ditulis untuk membantu AECOM dalam menciptakan dan membandingkan tahun perencanaan skenario-30 sebesar US pangkalan Angkatan Udara dan kampus NASA Akses pekerjaan Geodesi. pada proyek ini didukung secara signifikan oleh asosiasi di Aptiv dan Habidat . CIP adalah non-grafis (tidak seperti mayoritas's aplikasi Geodesi) tetapi dirancang untuk disajikan melalui pintu gerbang-penampil BRT dunia yang sedang dalam pembangunan oleh Geodesi. CIP
BRT Globe Viewer Gateway Under Development for the US Air Force BRT Globe Viewer Gateway Dalam Pembangunan untuk Angkatan Udara AS Geodesy is working with AECOM to thematically render US Air Force base facility survey and planning results in ESRI's ArcGIS Explorer globe-viewer. This application, code named BRT, is intended to act as an existing conditions and planning overview tool for Air Force management as well as a gateway to current and future facilities data. Geodesi bekerja dengan AECOM untuk tematis membuat Angkatan Udara AS basis survei fasilitas dan hasil perencanaan di ESRI's Explorer ArcGIS dunia penampil-. Aplikasi ini, kode bernama BRT, dimaksudkan untuk bertindak sebagai suatu kondisi yang ada dan perencanaan ikhtisar untuk manajemen Angkatan Udara serta sebagai pintu gerbang ke masa depan fasilitas data dan saat ini. CIP
Encompass Expands in Cochise County Memperluas meliputi di Kabupaten Cochise Cochise County (AZ) has added Avec , Geodesy's GIS editing application, to their existing installed base of Encompass software. They now have Encompass software running on 350+ workstations and log 1500+ sessions per month. The cities of Sierra Vista and Bisbee , along with the Fry Fire district , have also adopted the use of Encompass and share GIS data with Cochise County. Cochise County (AZ) telah menambahkan Avec , Geodesi's mengedit aplikasi SIG, untuk basis yang ada diinstal mereka meliputi perangkat lunak bulan. Mereka sekarang mencakup memiliki perangkat lunak yang berjalan pada 350 + workstation dan log 1500 + sesi per. Kota-kota Sierra Vista dan Bisbee , sepanjang dengan kabupaten Api Fry , juga mengadopsi penggunaan mencakup dan GIS berbagi data dengan Cochise County. Avec
CadStat now Maps Emergency Vehicle Locations Sekarang CadStat Kendaraan Peta Lokasi Darurat Geodesy is helping the City of Palo Alto (CA) to track incoming 9-1-1 calls at their Emergency Operations Center using an application called CadStat that is tailored to the city's SQL Server-based Encompass GIS. The calls appear on a big screen and on individual dispatcher workstations as they come in and their depiction is updated on the maps as the call is answered and dispatched. Geodesi adalah membantu Kota Palo Alto (CA) untuk melacak panggilan masuk pada mereka 9-1-1 Pusat Operasi Darurat menggunakan sebuah aplikasi bernama CadStat yang disesuaikan dengan berbasis SQL Server kota meliputi GIS. memanggil muncul di layar besar dan pada individu sebagai operator workstation mereka datang dan penggambaran mereka diperbarui pada peta sebagai panggilan dijawab dan dikirim. CadStat
NASA/Ames Buildings and Floor Plans Now in 3D NASA / Ames Bangunan dan Rencana Lantai Sekarang di 3D Geodesy has completed work with DMJMH+N on the 3D modeling of buildings and floor plans at NASA/Ames . Campus buildings where modeled in Google Sketchup for display in Google Earth . Geodesy created software to thematically render (colorize) buildings by selected planning attributes and to extrude building floor plans into 3D. NASA staff can now use Google Earth to select and "fly to" buildings, rooms, and employees and view associated data. Geodesi telah menyelesaikan pekerjaan dengan DMJMH + N pada pemodelan 3D bangunan dan rencana lantai di NASA / Ames di. Campus bangunan di mana model Google Sketchup untuk ditampilkan di Google Earth . Geodesi menciptakan perangkat lunak untuk tematis membuat (mewarnai) bangunan dengan atribut perencanaan yang dipilih dan untuk mengusir lantai bangunan rencana ke staf 3D NASA. sekarang dapat menggunakan Google Earth untuk memilih dan "terbang ke" gedung-gedung, ruang, dan karyawan yang terkait dan melihat data. CIP
Parcel COGO Entry Tool added to AMS Parcel COGO Masuk Alat ditambahkan ke AMS Geodesy has completed development and deployed the "Assessor's Mapping System" application for the County of Alameda (CA). AMS is a Windows desktop parcel editing application and includes an efficient metes-and-bounds parcel entry tool. It replaces Alameda County's use of their old McDonnell Douglas GDS system. AMS uses an Encompass interface to edit Alameda's underlying SQL Server-based ESRI ArcSDE geodatabase cadastre. Geodesi telah menyelesaikan pembangunan dan disebarkan dengan "penilai's Pemetaan Sistem" aplikasi untuk County Alameda (CA). AMS adalah sebuah desktop Windows paket aplikasi editing dan mencakup metes efisien-dan-batas masuk alat bingkisan. Ia mengganti County kita gunakan Alameda mereka McDonnell Douglas tua GDS sistem. AMS menggunakan mencakup antarmuka untuk mengedit's mendasari Alameda SQL Server berbasis ESRI ArcSDE geodatabase kadaster. Alat Cogo AMS
Dox Use on the Rise at Palo Alto Dox Gunakan pada Naik di Palo Alto Dox , Geodesy's GIS-centric document management technology, is now in use by the Building, Planning, Public Works, and Fire departments at the City of Palo Alto. Dox has been in use at Palo Alto since 2004 and is used to varying degrees by the City of Mountain View , NASA/Ames , the Kenai Peninsula Borough , and Cochise County. Dox , centric dokumen Geodesi's GIS-teknologi manajemen, sekarang digunakan oleh Bangunan, Perencanaan, Pekerjaan Umum, dan departemen Api di Kota Palo Alto. Dox telah digunakan di Palo Alto sejak tahun 2004 dan digunakan untuk berbagai derajat oleh di Kota Mountain View , NASA / Ames , yang Borough Semenanjung Kenai , dan Cochise County. Dox di Palo Alto

Fotogrametri

1. 1. Introduction Pengenalan

Photogrammetry is the art science and technology of taking measurements off photographs. Fotogrametri adalah ilmu seni dan teknologi pengukuran off mengambil foto. The techniques are based on the geometry of perspective scenes and on the principles of stereovision, and actually pre-date the invention of photography. Teknik ini didasarkan pada geometri adegan perspektif dan prinsip-prinsip stereovision, dan benar-benar pra-tanggal ditemukannya fotografi. There are two kinds of photographs used in photogrammetry, aerial and terrestrial . Ada dua jenis foto yang digunakan dalam fotogrametri, foto udara dan terestrial. Aerial photographs are usually acquired from aircraft but can also come from satellites, hot air balloons or even kites. foto udara biasanya diperoleh dari pesawat tetapi juga bisa berasal dari satelit, balon udara panas atau bahkan layang-layang. Terrestrial photographs come from cameras based on the ground, and generally are used in different applications from aerial. Terrestrial foto berasal dari kamera berdasarkan tanah, dan umumnya digunakan dalam aplikasi yang berbeda dari udara. There are two main data extraction methods used for analysing these photographs: Ada dua metode ekstraksi data utama yang digunakan untuk menganalisis foto-foto ini:

a. a. Quantitative: that is size, length, shape, height, area, etc. Kuantitatif: yang ukuran, panjang, bentuk, tinggi, luas, dll

b. b. Qualitative: geology, vegetation, drainage, land use, etc. Kualitatif: geologi, vegetasi, drainase, penggunaan lahan, dll

This chapter is primarily concerned with the quantitative evaluation of survey photographs. Bab ini terutama berkaitan dengan evaluasi foto survei kuantitatif.

2. 2. The Aerial Survey Camera Survei Aerial Kamera

Photographs taken with a survey camera differ to those taken with amateur (or 'non-metric') cameras in that they have a rigid known geometry that allows measurements of a predictable accuracy to be made. Foto-foto yang diambil dengan kamera survei berbeda dengan yang diambil dengan amatir (atau 'non-metrik') kamera di bahwa mereka memiliki geometri dikenal kaku yang memungkinkan pengukuran akurasi yang diprediksi akan dilakukan.

The rays of light pass through one central point in the lens of a survey camera, and the distance between this point and the film is calibrated to decimals of a millimetre. Sinar cahaya lulus melalui satu titik sentral dalam lensa kamera survei, dan jarak antara titik dan film dikalibrasi untuk desimal milimeter. This distance is known as the focal length. Jarak ini dikenal sebagai panjang fokus. The film plane is as flat as possible, often using flattening devices to achieve this. Pesawat film sedatar mungkin, sering menggunakan perataan perangkat untuk mencapai hal ini. The camera body also carries reference marks known as fiducial marks that define a coordinate mesurement axis and allow film stretch to be determined. The camera is also very large, the size of the negatives is 23cm by 23cm, which is somewhat bigger than the average snapshot. Bodi kamera juga membawa tanda referensi yang dikenal sebagai tanda acuan yang mendefinisikan sumbu koordinat Pengukuran dan memungkinkan peregangan film akan ditentukan kemudian. Kamera ini juga sangat besar, ukuran 23cm dengan negatif adalah 23cm, yang sedikit lebih besar dari rata-rata snapshot . The cameras are constructed in this manner so that measurements of a high accuracy and precision can be obtained. Kamera dibangun dengan cara ini sehingga pengukuran dari akurasi dan presisi tinggi dapat diperoleh.

3. 3. The Geometry of the Aerial Photograph The Geometri dari Aerial Foto

The average scale of the aerial photograph can be computed either by taking the ratio of the flying height above the ground and the focal length (f/H), or by taking the ratio of a known distance in the photograph and the distance on the ground. Skala rata-rata dari foto udara dapat dihitung baik dengan mengambil rasio dari tinggi terbang di atas tanah dan panjang fokus (f / H), atau dengan mengambil rasio dari jarak yang dikenal dalam foto dan jarak di atas tanah .


As the flying height above the ground is not usually known accurately, the second method is employed where a more reliable scale is needed. Neither of the two scale calculation methods give an accurate scale as there are two distortions that affect measurements made on a single aerial photograph. Ketika terbang di atas ketinggian tanah biasanya tidak diketahui secara akurat, metode kedua adalah bekerja di mana skala yang lebih handal diperlukan. Baik dari dua metode perhitungan skala memberikan skala akurat karena ada dua distorsi yang mempengaruhi pengukuran dilakukan pada satu udara foto.

a. a. Height distortion: Tinggi distorsi:

Because a lens and a photograph give a perspective or central projection, objects that are above or below the plane will be shifted by an amount approximately Karena lensa dan foto memberikan perspektif atau proyeksi sentral, benda-benda yang berada di atas atau di bawah pesawat akan beralih dengan jumlah yang kira-kira

Dr = Dr =

b. b. Tilt distortion Tilt distorsi

Although a lot of care is taken in the flying of aerial photography the photographs are rarely taken exactly horizontal. Meskipun banyak perawatan diambil dalam terbang dari foto udara jarang foto-foto diambil tepat horizontal. The tilts that occur in the aircraft, although kept to a minimum by the levelling of the camera system, do affect the position of objects on the photograph. Para miring yang terjadi di pesawat, meskipun dijaga agar tetap minimum oleh pendataran dari sistem kamera, lakukan mempengaruhi posisi objek pada foto itu. This is most apparent with panoramic photographs that show parallel roads converging to a point on the horizon, this affect still appears in photographs that have small tilts but occur to a much smaller amount. Hal ini paling jelas dengan foto-foto panorama yang menunjukkan jalan paralel konvergen ke satu titik di cakrawala, mempengaruhi ini masih muncul dalam foto-foto yang menarik dananya kecil tapi terjadi ke jumlah yang lebih kecil banyak. The correction is approximately Koreksi ini kira-kira

Dr = Dr =

However as the tilts are generally unknown this correction is difficult to apply. Tetapi bila menarik dananya pada umumnya tidak diketahui koreksi ini sulit untuk diterapkan.

These distortions have been mentioned to indicate that an aerial photograph is rarely true to scale so cannot often be used as one would use a map. There are many situations however, especially in forestry or geography, where these distortions are minimal when compared to the accuracy of the data required, and can sometimes be ignored. Ini distorsi telah disebutkan untuk menunjukkan bahwa foto udara jarang benar untuk skala sehingga tidak bisa sering digunakan sebagai salah satu akan menggunakan peta akurasi. Ada banyak situasi Namun, terutama di kehutanan atau geografi, di mana ini distorsi yang minimal jika dibandingkan untuk dari data yang diminta, dan kadang-kadang dapat diabaikan.

There are other distortions such as film shrinkage, earth curvature, refraction effects and so on but these are only significant when dealing with precise photogrammetry. Ada distorsi lain seperti penyusutan film, kelengkungan bumi, efek refraksi dan seterusnya tapi ini hanya signifikan ketika berhadapan dengan fotogrametri tepat.

4. 4. Geometry of a Stereo Pair of Photographs Geometri dari pasangan Stereo dari Foto

Aerial photographs are normally flown in runs with a pre-determined amount of forward and side overlap. foto udara biasanya diterbangkan berjalan dengan pra-menentukan jumlah ke depan dan sisi tumpang tindih.

This forward overlap, usually 60%, enables the aerial photographs to be viewed in 'stereo', or three dimensionally. maju ini tumpang tindih, biasanya 60%, membuat foto-foto udara yang dapat dilihat dalam 'stereo', atau tiga dimensi. The accurate geometry of the photography also enables three dimensional coordinate data to be extracted; the same height distortions that affect the single photograph can now be used to determine the height of the object in a stereo pair. Geometri akurat fotografi juga memungkinkan tiga koordinat dimensi data yang akan diambil; distorsi ketinggian yang sama yang mempengaruhi foto tunggal sekarang dapat digunakan untuk menentukan ketinggian objek dalam sepasang stereo.

The detailed geometry of a pair of photographs will not be described here, however there is an approximatel method of extracting heights off a stereo pair which is of use. Geometri rinci dari sepasang foto tidak akan dijelaskan di sini, namun ada metode approximatel untuk penggalian tinggi dari sepasang stereo yang digunakan.

5. 5. Parallax Bar Heighting Paralaks bar Heighting

The difference in position of an object with height displacement on two photographs is known as parallax. Perbedaan posisi obyek dengan perpindahan tinggi pada dua foto yang dikenal sebagai paralaks. If this parallax can be measured the height of the object can be determined if the scale of the photograph is accurately known, the air base is horizontal and the tilts are minimal. Jika paralaks ini dapat diukur ketinggian obyek dapat ditentukan jika skala gambar merupakan akurat diketahui, pangkalan udara horizontal dan miring yang minimal. The derivation of this formula is shown in most photogrammetric textbooks. Penurunan rumus ini ditampilkan dalam photogrammetric sebagian besar buku pelajaran.

z = H where b' is the photo base, p' is the difference in parallax z = H dimana b 'adalah dasar foto, p' adalah perbedaan paralaks

An instrument known as the parallax bar is used to measure the parallax - p'. Sebuah alat yang dikenal sebagai paralaks bar digunakan untuk mengukur paralaks - p '.


6. 6. Map Compilation Peta Kompilasi

Topographic mapping of scales of 1:5000 and smaller is these days performed almost entirely using aerial photogrammetry. pemetaan topografi skala 1:5000 dan yang lebih kecil adalah hari-hari ini hampir seluruhnya dilakukan dengan menggunakan fotogrametri udara. Overlapping photographs are acquired of the area of interest (this is done on a routine statewide basis by the Department of Property and Services), and certain points visible in the pair of photographs are coordinated to act ac scale and tilt c These points are used in the plotting instrument to scale and orient the photographs, to enable the operator to trace the necessary detail from the 'stereo-model'. Tumpang Tindih foto diperoleh dari daerah tertentu (ini dilakukan secara rutin oleh seluruh negara bagian Departemen Properti dan Jasa), dan titik-titik tertentu terlihat dalam pasangan foto yang terkoordinasi untuk bertindak skala ac dan c miring Titik-titik ini digunakan dalam instrumen merencanakan untuk skala dan orientasi foto-foto, untuk memungkinkan operator untuk melacak detail yang diperlukan dari model 'stereo-'. A good machine operator is capable of providing line work of cultural features like roads, buildings and so on, as well as contours showing height. Seorang operator mesin yang baik adalah mampu memberikan kerja garis fitur budaya seperti jalan, bangunan dan sebagainya, serta kontur menunjukkan ketinggian. The production of contours relys on the operator's ability to perceive depth in the pair of photographs (it all happens in the operator's head). Produksi relys kontur pada operator kemampuan untuk merasakan kedalaman dalam pasangan foto (semuanya terjadi di operator kepala). Each major theme, or printing ink colour, is usually plotted either on separate sheets or in differing colours to enable similar features to be distinguished. Setiap tema utama, atau warna tinta cetak, biasanya diplot baik di lembar terpisah atau dalam warna yang berbeda untuk mengaktifkan fitur yang sama harus dibedakan. Standard series maps used certain ink colours to depict certain types of features, like blue for water and green for vegetation. Standar seri peta warna tinta tertentu digunakan untuk menggambarkan jenis fitur tertentu, seperti biru untuk air dan hijau untuk vegetasi. Maps also show the standard plan features like north orientation and a scale, but also show coordinate reference systems like AMG or latitude and longitude. Peta juga menunjukkan rencana fitur standar seperti orientasi utara dan skala, tapi juga menunjukkan sistem koordinat referensi seperti AMG atau lintang dan bujur.

7. 7. Rectification Pembetulan

It is possible to optically remove tilt distortion from photographs of flat terrain by reprojecting the negative onto a tilted base board. Hal ini dimungkinkan untuk menghapus distorsi optikal kemiringan dari foto-foto daerah datar oleh reprojecting negatif ke sebuah papan dasar dimiringkan. This process is known as rectification (making right). A rectified photograph is true to scale only where the terrain is flat and even. Proses ini dikenal sebagai pembetulan (membuat kanan). Sebuah foto diperbaiki adalah benar untuk skala hanya dimana daerah ini datar dan bahkan. These photographs can be used for planning works or projects, and can be annotated similarly to maps with borders and legends to become Photomaps. Foto-foto ini dapat digunakan untuk perencanaan karya atau proyek, dan dapat terhubung ke peta sama dengan batas-batas dan legenda menjadi Photomaps.


8. 8. Orthophotographs Orthophotographs

Recent developments in photogrammetry have seen the development of instruments that can eliminate height displacement as well as tilt distortion from a photograph. Perkembangan terkini dalam fotogrametri telah melihat perkembangan instrumen yang dapat menghilangkan perpindahan ketinggian serta kemiringan distorsi dari sebuah foto. The process is involved and consists of rectifying small strips of the photograph at a time and reconstituting this into a new photograph. Proses ini terlibat dan terdiri dari perbaikan strip kecil foto pada waktu dan membangun kembali ini menjadi sebuah foto baru. The resultant image is true to scale, and is often annotated with contours, coordinate grids an a legend, and published as a standard series map. Gambar yang dihasilkan adalah benar untuk skala, dan sering dijelaskan dengan kontur, koordinat grid legenda, dan diterbitkan sebagai seri peta standar.

9. 9. Current Developments in Photogrammetry Perkembangan saat ini Fotogrametri

The last decade or so has seen many advances made in the technologies associated with photogrammetry, and the microchip has had a major impact. Dekade terakhir ini telah melihat banyak kemajuan yang dibuat dalam teknologi yang terkait dengan fotogrametri, dan microchip telah memiliki dampak yang besar. It is now possible to achieve similar precision and accuracy of measurement using conventiomnal cameras and computer compensation for lens and film effects as was previously possible with special survey cameras and restitution equipment. Sekarang mungkin untuk mencapai presisi yang sama dan akurasi pengukuran menggunakan kamera conventiomnal dan kompensasi komputer untuk lensa dan efek film seperti sebelumnya mungkin dengan kamera dan peralatan survei khusus restitusi. This has enabled the application of photogrammetry in biometrics, architecture, geology, archaeology, mechanical and civil engineering, nuclear physics, zoology and other scientific disciplines where remote measurement is an advantage. Hal ini memungkinkan aplikasi fotogrametri di biometrik, arsitektur, geologi, arkeologi, dan sipil teknik mesin, fisika nuklir, zoologi dan disiplin ilmu lain di mana pengukuran remote keuntungan. Photogrammetry is now seen as another measurement tool available to the measurement scientist not just a way of making maps. Fotogrametri sekarang dilihat sebagai alat ukur yang tersedia untuk pengukuran ilmuwan bukan hanya sebuah cara untuk membuat peta.


Go back to the Horizons page Kembali ke halaman Horizons

Gambar Contoh Relief Displacement

Gambar  Contoh Relief Displacement
Sumber: Jansen , Photos of Columbia SC

Minggu, 03 Februari 2008

Kamis, 31 Januari 2008

KONTRAK PERKULIAHAN

KONTRAK PERKULIAHAN
(PEDOMAN PERKULIAHAN)

Judul Mata Kuliah : PEMETAAN FOTOGRAMETRI
Kode Mata Kuliah : TGD 116P / 2 SKS
Dosen Pengampu : 1. Ir. Sawitri Subiyanto, M.Si
Hari Tanggal Pertemuan : Minggu I Semester Gasal
Tempat Pertemuan : Ruang Kuliah B. 302 Teknik Geodesi FT. UNDIP

A. MANFAAT KULIAH
Peta adalah gambaran dari sebagian atau seluruh permukaan bumi diatas bidang dengan skala tertentu. Berdasarkan bentuknya peta dapat dibagi dalam 3 macam yaitu : Peta Garis, Peta Foto dan Peta Digital. Pembuatan Peta dapat dilakukan dengan metode terristris, metode fotogrametris dan metode penginderaan jauh (Remote Sensing). Pada pembuatan peta dengan metode fotogrametri, maka data utama berupa foto udara. Selanjutnya dengan serangkaian kegiatan, foto udara dapat diproses menjadi peta garis, peta foto dan peta digital.
Mata kuliah pemetaan fotogrametri akan membahas secara mendetail tahap pembuatam peta mulai dari dari pengambilan data di lapangan, pemotretan udara sampai menjadi peta. Selain itu ada tahap interpretasi foto udara yang juga penting untuk pemetaan.
Manfaat dari mata kuliah pemetaan fotogrametri adalah agar mahasiswa memahami konsep dasar pembuatan peta metode fotogrametri dan dapat memperoleh keterampilan dalam melakukan interpretasi foto udara.

B. DESKRIPSI MASALAH
Mata kuliah pemetaan fotogrametri memberikan pengetahuan tentang : geometri foto udara, pemotretan udara, pengukuran titik kontrol tanah, proses triangulasi udara, pembuatan peta garis, peta foto dan peta digital. Selai itu juga memberikan konsep kartografi, reproduksi peta serta praktek interpreatasi foto udara.

C. TUJUAN INSTRUKSIONAL
Pada ahkir perkuliahan pemetaan fotogrametri mahasiswa diharapkan akan mampu dan memiliki keterampilan dalam hal :
Merencanakan pekerjaan pemotretan udara
Membuat Konsep isi peta sesuai kaidah kartografi
Menggunakan stereoskop untuk pekerjaan interpretasi foto udara.
Menentukan kemiringan lahan dengan menggunakan data paralaks foto udara
Memahami konsep dasar restitusi foto udara.

D. STRATEGI PERKULIAHAN
Metode perkuliahan adalah ceramah, diskusi dan kerja kelompok. Agar mahasiswa dapat menganalisa dan menerapkan ilmunya pada pekerjaan pemetaan, maka dalam membuat tugas dapat diambilkan dari beberapa contoh / kasus yang nyata khususnya pada pekerjaan pemetaan dengan metode fotogrametri.
Selain itu mahasiswa ditugasi untuk praktek :
Perencanaan pemotretan udara.
Interpretasi foto udara dengan stereoskop.
Restitusi foto udara yang melakukan orientasi pada plotter.

E. MATERI KULIAH
1. Avery, T. Eugene, 1990, ” Penafsiran Potret Udara”, Akademika Pressindo, Jakarta.
2. Brinkar, Russel C and Wolf, Paul R., 1997, “ Dasar-dasar Pengukuran Tanah “, Erlangga, Jakarta.
3. Ligteriak, G.H, ”Dasar-dasar Fotogrametri – Interpretasi Foto Udara ”, UI – Press, Jakarta, 1987.
4. Moffit, F.H., and Mikhail, E.M., 1980, ” Photogrametry”, Third Edition, Harper Co, USA.
5. Sosrodarsono, Suyono., dan Takasaki Matayoshi, 1981, “ Pengukuran Topografi dan Teknik Pemetaan “, Pradyana Paramita, Jakarta.
6. Wolf, Paul R., 1974, “ Element of Photogrametry “, Mc. Graw Hill Kagakusha Ltd, Tokyo, Japan.

F. TUGAS
1. Kuliah dimulai sesuai dengan jadwal kuliah, sebelum mulai kuliah mahasiswa diharapkan sudah membaca dan mempelajari modul, diktat dan buku bacaan kuliah sesuai dengan yang diajarkan.
2. Mahasiswa Praktek Interpretasi Foto Udara dan penetuan kelerengan lahan dengan alat Stereoskop.
3. Evaluasi dengan semester dilakukan pada saat jadwal kuliah minggu ke delapan atau sesuai jadwal yang di tentukan dari program Studi Teknik Geodesi.
4. Pada akhir kuliah dilakukan Ujian Akhir Semester.
5. Hasil Praktikum dikumpulkan sebelum Ujian Akhir dilaksanakan.

G. KRITERIA PENILAIAN / EVALUASI
Kriteria penilaian dalam kuliah pemetaan fotogrametri adalah sebagai berikut :
A = 4,0
AB = 3,5
B = 3,0
BC = 2,5
C = 2.0
D = 1,0
E = 0,0
Komponen yang akan digunakan untuk penentuan nilai ujian adalah sebagai berikut :
1. Tugas Praktikum : 20 %
2. Ujian Tengah Semester : 30 %
3. Ujian Akhir Semester : 50 %

H. JADWAL PERKULIAHAN
Minggu ke
Pokok bahasan
Sub Pokok bahasan
Pustaka
1
Pemetaan Fotogrametri :
Pendahuluan
1. Definisi
2. Konsep Pemetaan Fotogrametri
3. Perbedaan Foto udara dan Peta Garis

Geometri Foto Udara
1. Tanda Tepi Foto Udara
2. Skala Foto Udara
3. Koordinat Foto Udara
4. Pergeseran Relief

Penggunaan Stereoskop untuk Pembuaatn peta sederhana
1. Perhitungan Beda Tinggi dengan Paralaks
2. Pengukuran Beda Tinggi dengan Stereoskop

Pemotretan Udara
1. Unsur-unsur Pemotretan
2. Pesawat Terbang, Film & Kamera
3. Perencanaan Pemotretan Udara
4. Pelaksanaan
5. Proses Fotografis

Pengadaan Titik Kontrol Tanah (TKT)
1. Distribusi TKT
2. Premark & Benchmark
3. Pengukuran TKT
4. Pengolahan Data

Triangulasi Udara
Aerial Triangulation (AT)
1. Prinsip Dasar AT
2. Macam-macam Metode AT
Pelaksanaan dan pengolahan Data AT
1. Pengumpulan Data AT
2. Pengolahan Data AT
3. Perataan AT

Ujian Tengah Semester
Semua Bahan yang pernah diajarkan
1, 2, 3, 4, 5, 6, 9
Proses Pemetaan fotogrametri dengan Stereoplotter
1. Orientasi Relatif
2. Orientasi Absoulut
3. Pembuatan Peta Garis
Pembuatan Peta Foto
1. Rektifikasi
2. Ortofoto
3. Peralatan untuk Pembuatan Peta Foto

Pembuatan Peta Digital
1. Peralatan Pembuatan Peta Digital
2. Konfigurasi Alat
3. Pembuatan Peta Digital

Proses Kartografi pada Peta Foto
1. Pembuatan Mozaik
2. Desain tata letak Peta Foto
3. Reproduksi Peta Foto

Proses Kartografi pada Peta Garis dan Peta Digital
1. Pembuatan Informasi Tepi Peta
2. Desain Tata Letak Peta
3. Reproduksi Peta Garis
4. Reproduksi Peta Digital
Interpretasi Foto Udara (IFU)
1. Dasar-dasar IFU
2. Kunci IFU
3. Tahap IFU

Pembuatan Laporan IFU
1. Pengolahan Data IFU
2. Penyajian Laporan IFU

Ujian Akhir Semester (UAS)
Bahan UAS Semua Materi yang diajarkan
1 komentar

Global Positioning System

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Langsung ke: navigasi, cari
Gambaran satelit GPS di orbit

Global Positioning System (GPS) adalah satu-satunya sistem navigasi satelit yang berfungsi dengan baik. Sistem ini menggunakan 24 satelit yang mengirimkan sinyal gelombang mikro ke Bumi. Sinyal ini diterima oleh alat penerima di permukaan, dan digunakan untuk menentukan posisi, kecepatan, arah, dan waktu. Sistem yang serupa dengan GPS anatara lain GLONASS Rusia, Galileo Uni Eropa, IRNSS India.

Sistem ini dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat, dengan nama lengkapnya adalah NAVSTAR GPS (kesalahan umum adalah bahwa NAVSTAR adalah sebuah singkatan, ini adalah salah, NAVSTAR adalah nama yang diberikan oleh John Walsh, seorang penentu kebijakan penting dalam program GPS).[1] Kumpulan satelit ini diurus oleh 50th Space Wing Angkatan Udara Amerika Serikat. Biaya perawatan sistem ini sekitar US$750 juta per tahun,[2] termasuk penggantian satelit lama, serta riset dan pengembangan.

GPS Tracker atau sering disebut dengan GPS Tracking adalah teknologi AVL (Automated Vehicle Locater) yang memungkinkan pengguna untuk melacak posisi kendaraan, armada ataupun mobil dalam keadaan Real-Time. GPS Tracking memanfaatkan kombinasi teknologi GSM dan GPS untuk menentukan koordinat sebuah obyek, lalu menerjemahkannya dalam bentuk peta digital.

Daftar isi

[sembunyikan]

[sunting] Cara Kerja

Sistim ini menggunakan sejumlah satelit yang berada di orbit bumi, yang memancarkan sinyalnya ke bumi dan ditangkap oleh sebuah alat penerima. Ada tiga bagian penting dari sistim ini, yaitu bagian kontrol, bagian angkasa, dan bagian pengguna.

Gambaran skema sistim GPS


Bagian Kontrol
Seperti namanya, bagian ini untuk mengontrol. Setiap satelit dapat berada sedikit diluar orbit, sehingga bagian ini melacak orbit satelit, lokasi, ketinggian, dan kecepatan. Sinyal-sinyal sari satelit diterima oleh bagian kontrol, dikoreksi, dan dikirimkan kembali ke satelit. Koreksi data lokasi yang tepat dari satelit ini disebut dengan data ephemeris, yang nantinya akan di kirimkan kepada alat navigasi kita.

Bagian Angkasa
Bagian ini terdiri dari kumpulan satelit-satelit yang berada di orbit bumi, sekitar 12.000 mil diatas permukaan bumi. Kumpulan satelit-satelit ini diatur sedemikian rupa sehingga alat navigasi setiap saat dapat menerima paling sedikit sinyal dari empat buah satelit. Sinyal satelit ini dapat melewati awan, kaca, atau plastik, tetapi tidak dapat melewati gedung atau gunung. Satelit mempunyai jam atom, dan juga akan memancarkan informasi ‘waktu/jam’ ini. Data ini dipancarkan dengan kode ‘pseudo-random’. Masing-masing satelit memiliki kodenya sendiri-sendiri. Nomor kode ini biasanya akan ditampilkan di alat navigasi, maka kita bisa melakukan identifikasi sinyal satelit yang sedang diterima alat tersebut. Data ini berguna bagi alat navigasi untuk mengukur jarak antara alat navigasi dengan satelit, yang akan digunakan untuk mengukur koordinat lokasi. Kekuatan sinyal satelit juga akan membantu alat dalam penghitungan. Kekuatan sinyal ini lebih dipengaruhi oleh lokasi satelit, sebuah alat akan menerima sinyal lebih kuat dari satelit yang berada tepat diatasnya (bayangkan lokasi satelit seperti posisi matahari ketika jam 12 siang) dibandingkan dengan satelit yang berada di garis cakrawala (bayangkan lokasi satelit seperti posisi matahari terbenam/terbit).

Ada dua jenis gelombang yang saat ini dipakai untuk alat navigasi berbasis satelit pada umumnya, yang pertama lebih dikenal dengan sebutan L1 pada 1575.42 MHz. Sinyal L1 ini yang akan diterima oleh alat navigasi. Satelit juga mengeluarkan gelombang L2 pada frekuensi 1227.6 Mhz. Gelombang L2 ini digunakan untuk tujuan militer dan bukan untuk umum.

Bagian Pengguna
Bagian ini terdiri dari alat navigasi yang digunakan. Satelit akan memancarkan data almanak dan ephemeris yang akan diterima oleh alat navigasi secara teratur. Data almanak berisikan perkiraan lokasi (approximate location) satelit yang dipancarkan terus menerus oleh satelit. Data ephemeris dipancarkan oleh satelit, dan valid untuk sekitar 4-6 jam. Untuk menunjukkan koordinat sebuah titik (dua dimensi), alat navigasi memerlukan paling sedikit sinyal dari 3 buah satelit. Untuk menunjukkan data ketinggian sebuah titik (tiga dimensi), diperlukan tambahan sinyal dari 1 buah satelit lagi.

Dari sinyal-sinyal yang dipancarkan oleh kumpulan satelit tersebut, alat navigasi akan melakukan perhitungan-perhitungan, dan hasil akhirnya adalah koordinat posisi alat tersebut. Makin banyak jumlah sinyal satelit yang diterima oleh sebuah alat, akan membuat alat tersebut menghitung koordinat posisinya dengan lebih tepat.

Karena alat navigasi ini bergantung penuh pada satelit, maka sinyal satelit menjadi sangat penting. Alat navigasi berbasis satelit ini tidak dapat bekerja maksimal ketika ada gangguan pada sinyal satelit. Ada banyak hal yang dapat mengurangi kekuatan sinyal satelit:

  • Kondisi geografis, seperti yang diterangkan diatas. Selama kita masih dapat melihat langit yang cukup luas, alat ini masih dapat berfungsi.
  • Hutan. Makin lebat hutannya, maka makin berkurang sinyal yang dapat diterima.
  • Air. Jangan berharap dapat menggunakan alat ini ketika menyelam.
  • Kaca film mobil, terutama yang mengandung metal.
  • Alat-alat elektronik yang dapat mengeluarkan gelombang elektromagnetik.
  • Gedung-gedung. Tidak hanya ketika didalam gedung, berada diantara 2 buah gedung tinggi juga akan menyebabkan efek seperti berada di dalam lembah.
  • Sinyal yang memantul, misal bila berada diantara gedung-gedung tinggi, dapat mengacaukan perhitungan alat navigasi sehingga alat navigasi dapat menunjukkan posisi yang salah atau tidak akurat.

[sunting] DGPS

DGPS (Differential Global Positioning System) adalah sebuah sistem atau cara untuk meningkatkan GPS, dengan menggunakan stasiun darat, yang memancarkan koreksi lokasi. Dengan sistem ini, maka ketika alat navigasi menerima koreksi dan memasukkannya kedalam perhitungan, maka akurasi alat navigasi tersebut akan meningkat. Oleh karena menggunakan stasiun darat, maka sinyal tidak dapat mencakup area yang luas.

Walaupun mempunyai perbedaan dalam cara kerja, SBAS (Satelite Based Augmentation System) secara umum dapat dikatakan adalah DGPS yang menggunakan satelit. Cakupan areanya jauh lebih luas dibandingkan dengan DGPS yang memakai stasiun darat. Ada beberapa SBAS yang selama ini dikenal, yaitu WAAS (Wide Area Augmentation System), EGNOS (European Geostationary Navigation Overlay Service), dan MSAS (Multi-functional Satellite Augmentation System). WAAS dikelola oleh Amerika Serikat, EGNOS oleh Uni Eropa, dan MSAS oleh Jepang. Ketiga system ini saling kompatibel satu dengan lainnya, artinya alat navigasi yang dapat menggunakan salah satu sistim, akan dapat menggunakan kedua sistem lainnya juga. Pada saat ini hanya WAAS yang sudah operasional penuh dan dapat dinikmati oleh pengguna alat navigasi di dunia. Walaupun begitu, sebuah DGPS dengan stasiun darat yang berfungsi baik, dapat meningkatkan akurasi melebihi/sama dengan peningkatan yang dapat dicapai oleh SBAS.

Secara umum, bisa dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu “real time (langsung)” dan “Post processing (setelah kegiatan selesai)”. Maksud dari ‘real time’ adalah alat navigasi yang menggunakan sinyal SBAS ataupun DGPS secara langsung saat digunakan. Sedangkan ‘post processing’ maksudnya adalah data yang dikumpulkan oleh alat navigasi di proses ulang dengan menggunakan data dari stasiun darat DGPS. Ada banyak stasiun darat DGPS diseluruh dunia yang dapat kita pakai untuk hal ini, baik versi yang gratis maupun berbayar, bahkan kita dapat langsung menggunakannya melalui internet.

Walaupun DGPS ataupun SBAS dapat meningkatkan akurasi, tetapi dengan syarat sinyal yang dipancarkan berisikan koreksi untuk wilayah dimana kita menggunakan alat navigasi. Bila tidak berisikan koreksi data bagi wilayah tersebut, tidak akan terjadi peningkatan akurasi.

[sunting] Beberapa pengertian istilah

  • Cold & Warm start
    Pada detail spesifikasi alat navigasi, biasanya tertulis waktu yang diperlukan untuk cold dan warm start. Ketika alat navigasi dimatikan, alat tersebut masih menyimpan data-data satelit yang ‘terkunci’ sebelumnya. Salah satu data yang tersimpan adalah data ephemeris, dan data ini masih valid untuk sekitar 4-6 jam (untuk lebih mudah, pakai acuan waktu 4 jam saja). Ketika dinyalakan kembali, maka alat navigasi tersebut akan mencari satelit berdasarkan data simpanan. Bila data yang tersimpan masih dalam kurun waktu tersebut, maka datadata tersebut masih bisa dipakai oleh alat navigasi untuk mengunci satelit, dan menyebabkan alat navigasi lebih cepat ‘mengunci’ satelit. Inilah yang disebut “Warm start”. Ketika data yang tersimpan sudah kadaluwarsa, artinya melebihi kurun waktu diatas, maka alat navigasi tidak dapat memakainya. Sehingga alat navigasi harus memulai seluruh proses dari awal, dan menyebabkan waktu yang diperlukan menjadi lebih lama lagi. Inilah yang disebut “Cold start”. Seluruh proses ini hanya berlangsung dalam beberapa menit saja.
  • Waterproof IPX7
    Standard ini dibuat oleh IEC (International Electrotechnical Commission), angka pertama menjelaskan testing ketahanan alat terhadap benda padat, dan angka kedua menjelaskan ketahanan terhadap benda cair (air). Bila alat hanya diuji terhadap salah satu kondisi (benda padat atau benda cair), maka huruf ‘X’ ditempatkan pada angka pertama atau kedua.
    IP X7 artinya: X menunjukkan alat tersebut tidak diuji terhadap benda padat, sedangkan angka 7 berarti dapat direndam dalam air dengan kedalaman 15 cm – 1 meter (pada situs garmin ditambahkan: selama 30 menit). Keterangan lengkap dapat dilihat pada alamat: http://www.iec.ch.
  • RoHS version
    Pada buku manual alat navigasi berbasis satelit, mungkin akan ditemukan spesifikasi ini. Ini adalah ketentuan yang dibuat oleh Uni Eropa mengenai batasan penggunaan enam jenis bahan yang berbahaya pada alat elektronik yang diproduksi setelah 1 Juli 2006. RoHS adalah singkatan dari Restriction of use of certain Hazardous Substances. Enam jenis bahan yang dibatasi adalah Cadmium (Cd), Air raksa/mercury (Hg), hexavalent chromium (Cr (VI)), polybrominated biphenyls (PBBs) and polybrominated diphenyl ethers (PBDEs) dan timbal/lead (Pb). Semua jenis bahan ini dapat mengganggu kesehatan manusia, termasuk limbah alat elektronik yang kita pakai.
  • Proposition 65
    Ini adalah sebuah ketentuan yang dibuat oleh pemerintah negara bagian Kalifornia, Amerika Serikat. Ketentuan ini bertujuan untuk melindungi penduduk kalifornia dan sumber air minum dari pencemaran bahan berbahaya. Berdasarkan ketentuan ini, setiap pabrik wajib mencantumkan peringatan pada produknya, sehingga pengguna dapat membuat keputusan untuk melindungi dirinya sendiri.
    Ada banyak bahan yang dianggap berbahaya, dan daftar ini bisa berubah seiring dengan waktu. Sebuah bahan yang dianggap berbahaya dapat dicabut dari daftar bila dikemudian hari ternyata terbukti tidak berbahaya. Untuk keterangan lebih lanjut mengenai daftar bahan yang dianggap berbahaya, dapat dilihat di http://www.oehha.org/prop65.html atau http://oehha.ca.gov/Prop65/background/p65plain.html
  • Geocaching
    Istilah ini berasal dari kata ‘Geo’ yang diambil dari geografi, dan ‘caching’ yang diambil dari kegiatan menyimpan/menyembunyikan sesuatu. Geocaching sebenarnya adalah sebuah permainan untuk menemukan ‘harta karun’ tersembunyi dengan menggunakan alat navigasi berbasis satelit.
    Kegiatannya sederhana, pertama sembunyikan beberapa barang kecil (pen, pensil, dan lain lain) pada beberapa tempat yang terpisah, sedemikian rupa sehingga tidak mudah terlihat. Catat koordinat masing-masing tempat tersebut. Lalu beberapa kelompok berusaha menemukan semua barang yang disembunyikan. Tentunya tidak akan terlalu mudah untuk menemukannya, karena masing-masing alat memiliki akurasi yang berbeda.
    Kegiatan ini dapat digabungkan dengan aktivitas lainnya, sebagai contoh, aktivitas membersihkan sampah di taman, atau kegiatan outbound, dan sebagainya. Beberapa situs di internet mengelola permainan yang mengambil tempat diseluruh dunia, salah satu contohnya dapat dilihat di http://indogeocachers.wordpress.com
  • DOP
    Merupakan singkatan dari ‘Dillution of Precision’, berhubungan erat dengan lokasi satelit di angkasa. Nilai DOP didapatkan dari perhitungan matematis, yang menunjukkan ‘tingkat kepercayaan’ perhitungan sebuah lokasi. Ketika satelit-satelit terletak berdekatan, maka nilai DOP akan meningkat, yang menyebabkan akurasi alat navigasi berbasis satelit menjadi berkurang. Ketika satelit-satelit terletak berjauhan, maka nilai DOP akan berkurang sehingga alat navigasi menjadi lebih akurat.
    Bila nilai DOP lebih kecil dari 5 (ada yang mengatakan dibawah 4), maka akurasi yang akan didapatkan cukup akurat. Ada beberapa nilai akan sering dijumpai, yaitu HDOP (Horizontal Dilution of Precision), VDOP (Vertical Dilution of Precision), dan PDOP (Positional Dilution of Precision – posisi tiga dimensi).
  • Koordinat lokasi
    Sebuah titik koordinat dapat ditampilkan dengan beberapa format. Masing-masing pengguna dapat mengatur format ini pada alat navigasi, program mapsource, ataupun program komputer lainnya. Format ini dapat diatur dari bagian setting dari masing-masing program/alat navigasi.
    Ada beberapa format yang umum digunakan: hddd.ddddd0 ; hddd0mm,mmm’ ; hddd0mm’ss.s” ; +ddd,ddddd0. Sehingga sebuah titik dapat ditunjukkan dengan beberapa cara, sebagai contoh: titik S6010.536’ E106049.614’ sama dengan titik S6.175600 E106.826910 sama dengan titik S6010’32.2” E106049’36.9” sama dengan -6.175600 106.826910. Bagian pertama adalah koordinat Latitude, yang diikuti oleh koordinat Longitude atau sering disingkat Lat/Long.

[sunting] Kegunaan

  • Militer
    GPS digunakan untuk keperluan perang, seperti menuntun arah bom, atau mengetahui posisi pasukan berada. Dengan cara ini maka kita bisa mengetahui mana teman mana lawan untuk menghindari salah target, ataupun menetukan pergerakan pasukan.
  • Navigasi
    GPS banyak juga digunakan sebagai alat navigasi seperti kompas. Beberapa jenis kendaraan telah dilengkapi dengan GPS untuk alat bantu nivigasi, dengan menambahkan peta, maka bisa digunakan untuk memandu pengendara, sehingga pengendara bisa mengetahui jalur mana yang sebaiknya dipilih untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
  • Sistem Informasi Geografis
    Untuk keperluan Sistem Informasi Geografis, GPS sering juga diikutsertakan dalam pembuatan peta, seperti mengukur jarak perbatasan, ataupun sebagai referensi pengukuran.
  • Sistem pelacakan kendaraan
    Kegunaan lain GPS adalah sebagai pelacak kendaraan, dengan bamtuan GPS pemilik kendaraan/pengelola armada bisa mengetahui ada dimana saja kendaraannya/aset bergeraknya berada saat ini.
  • Pemantau gempa
    Bahkan saat ini, GPS dengan ketelitian tinggi bisa digunakan untuk memantau pergerakan tanah, yang ordenya hanya mm dalam setahun. Pemantauan pergerakan tanah berguna untuk memperkirakan terjadinya gempa, baik pergerakan vulkanik ataupun tektonik

[sunting] Sistem lain

Artikel utama: Sistem navigasi satelit

Sistem navigasi satelit lainnya yang sedang dikembangkan oleh negara lain adalah:

[sunting] Referensi

  1. ^ Parkinson, B.W. (1996), Global Positioning System: Theory and Applications, chap. 1: Introduction and Heritage of NAVSTAR, the Global Positioning System. pp. 3-28, American Institute of Aeronautics and Astronautics, Washington, D.C.
  2. ^ GPS Overview from the NAVSTAR Joint Program Office. Accessed December 15, 2006.

Tanoe, Andre, October 2009. GPS Bagi pemula, dasar-dasar pemakaian sehari hari.

Materi Survai Pemetaan

PEMBUATAN PETA DIGITAL BERBASIS GIS

July 7th, 2008

SELAMAT DATANG di SinauGIS,

SinauGIS merupakan tempat belajar GIS dan solusi spasial Anda. SinauGIS bergerak dalam bidang Pelatihan GIS serta Pemetaan Digital berbasis GIS, Penyediaan Data Spasial Digital berbasis GIS (Peta GIS), Pembuatan Peta Digital GIS serta Pengolahan Citra Satelit (Dgital Image Processing) untuk berbagai keperluan.
SinauGIS diasuh oleh ahli-ahli yang berpengalaman di bidang Geospasial, GIS dan Penginderaan Jauh (Remote Sensing). Kualitas dan validitas adalah ukuran yang selalu diperhatikan dalam setiap produk kami.
SinauGIS mempunyai 5 layanan utama yaitu 1) Pelatihan GIS dan Penginderaan Jauh (Remote Sensing), 2) Penyedian Data Spasial GIS, 3) Pembuatan Peta Digital GIS, 4) Pengolahan Citra Digital (Image Processing) serta 5) Survey Lapangan (Field Survey) dan Pemetaan Partipatif (Participatory Mapping). Berikut ini rincian setiap layanan :

1. PELATIHAN GIS DAN PELATIHAN REMOTE SENSING

A. PELATIHAN GIS TK. DASAR (ArcView GIS 3.3)

Materi Pelatihan GIS Tingkat Dasar ini meliputi :
- Teori GIS
- Teori dan konsep peta
- Input data (Digitasi on screen)
- Editing
- Penyajian peta (Layout/desain Peta)

B. PELATIHAN GIS TK. LANJUT (ArcView 3.3)

Materi Pelatihan GIS Tingkat Lanjur ini meliputi analisis spasial, analisis 3D dan analisis citra berupa :
- Query Data
- Metode skoring dan klasifikasi
- Overlay peta
- Buffering
- Pembuatan Peta 3D
- Pengambilan data dengan GPS dan pengolahan data GPS

C. PELATIHAN GIS TK. DASAR (ArcGIS)

Materi Pelatihan GIS Tingkat Dasar ini meliputi :
- Teori GIS
- Teori dan konsep peta
- Input data (Digitasi on screen)
- Editing
- Penyajian peta (Layout/desain Peta)

D. PELATIHAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL TK. DASAR (ENVI DAN ER MAPPER)

Materi Pelatihan Pengolahan Citra DIgital ini meliputi :
- Pengenalan Citra Satelit
- Koreksi radiometrik
- Koreksi geometrik
- Penajaman citra
- Klasifikasi citra terselia (supervised)dan tidak terselian (unsupervised)
- Konversi raster ke vektor

E. PELATIHAN PEMROGRAMAN AVENUE TK. DASAR (ArcView 3.3)

Materi Pelatihan Pemrograman Avenue ini meliputi :
- pengenalan program Avenue
- customisasi sederhana program Avenue
- pembuatan sistem informasi sederhana (rangcang bangun GIS)
- running system

F. PELATIHAN GPS

Dalam pelatihan GPS ini materi yang kami tawarkan sebagai berikut :
- Pengenalan GPS
- Praktek GPS di luar ruangan (simple field survey)
- Download data GPS ke komputer
- Penyajian data GPS ke dalam Peta

Berikut ini materi dan biaya Pelatihan GIS.

materi-pelatihan33

G. PELATIHAN GIS on WEEKEND

SinauGISjuga membuka Pelatihan GIS on Weekend secara intensif dan privat. Pelatihan GIS ini diselengaarakan setiap Hari Sabtu dan Minggu dimulai dari pukul 09.00 sampai jam 16.00. Durasi Pelatihan GIS on Weekend ini selama 2 hari (12 jam). Kami baru membuka untuk Pelatihan GIS Tingkat Dasar.
Berikut ini biaya Pelatihan GIS on Weekend :

private-gis1

2. PENYEDIAAN DATA SPASIAL GIS dan GPS

SinauGIS membantu Anda dalam Penyediaan Data Spasial untuk berbagai keperluan. Kami melayani penyediaan :
a. Peta RBI Digital
b. Peta RBI Hardcopy
c. Peta LPI
d. Peta Kontur dan Lereng
e. GPS Navigasi
e. Citra Penginderaan Jauh (Quicbird IKONOS, dan Landsat)

3. PEMBUATAN PETA DIGITAL GIS

SinauGISmembantu Anda dalam Pembuatan Peta GIS (Peta Digital GIS) untuk keperluan Peta Dasar (Base Map) maupun untuk keperluan berbagai tema (Thematic Map).
Pelayanan kami antara lain :
1. Digitasi peta
2. Pembuatan berbagai peta seperti peta dasar ataupun peta tematik dalam berbagai skala
3. Analisis GIS
Contoh Output Peta Tematik

02_peta-persentase-penduduk-miskin1

4. PENGOLAHAN CITRA DIGITAL (IMAGE PROCESSING)

SinauGIS membantu Anda dalam Pengolahan Citra Digital Penginderaan Jauh, Interpretasi Citra serta Analisis Citra Penginderaan Jauh atau (Remote Sensing).

Contoh Output :

citra-sinaugis_251

5. SURVEY GPS DAN PEMETAAN PARTISIPATIF

SinauGIS membantu Anda dalam melakukan survey lapangan menggunakan alat GPS.
Kami juga dapat membantu Anda dalam melakukan pemetaan partisipatif berbasis komunitas


SinauGIS juga membantu anda dalam pembuatan dan penyediaan data spasial untuk berbagai keperluan anda seperti :

1. Digitasi peta dan pembuatan berbagai peta (peta tematik) dalam berbagai skala

2. Survey lapangan untuk pemetaan dengan menggunakan GPS

3. Analisis GIS

4. Analisis Penginderaan Jauh atau Remote Sensing

5. Pembuatan dan penyediaan data kontur dan data lereng seluruh Indonesia dalam berbagai skala

6. Pemetaan partisipatif dan perencanaan berbasis data spasial komunitas

KUALITAS DAN VALIDITAS ADALAH JAMINAN KAMI.
FREE KONSULTASI DAN BERGARANSI.

KONTAK KAMI :

DIDIK

HP. 0813 2878 1680

email : dienfi@gmail.com

Powered by WordPress | Using Bluebird theme by Randa Clay | Copyright © Pelatihan GIS-Pemetaan Digital-Field